Suatu
hari Guru Sufi sedang duduk santai di teras rumah, kemudian Beliau
memanggil salah seorang murid untuk membersihkan sisa-sisa kulit dan
biji papaya yang terletak di sudut ruangan. “Tolong dibuang sampah sisa pepaya yang dikupas tadi malam biar nanti ruangan ini tidak bersemut”, kata Guru Sufi.
“Baik Guru”, kata si murid.
Ketika si murid memungut sampah papaya, Guru nya berkata, “Coba kau ambil biji papaya, kau amat-amati dengan teliti”. Si murid kemudian mengambil biji papaya dan mengamatinya seperti yang diperintahkan Guru.
“Apakah ada buah di dalam?”
Tanya Guru. Maksudnya Guru menanyakan apakah ada buah papaya di dalam
biji papaya. Si murid diam tidak bisa menjawab, kemudian Gurunya
berkata, “Ada, bakal buah namanya, bakal daun juga ada bahkan seluruh batang papaya ada di dalam biji yang kamu pegang itu”.
“Syaratnya biji itu kamu tanam, disiram, di pupuk dan di rawat sampai dia menjadi pohon papaya sehingga menghasilkan buah”. Kata Guru.
“Semua ada disana!” kata Guru.
Kemudian Guru melanjutkan, “Begitu
juga dengan dzikir, rahasianya sudah ada disana, sudah ditanam sejak
awal kau diterima menjadi murid. Ilmu ini adalah bermula dari akhir
bukan bermula dari awal. Saat kau gabungkan rohani mu dengan Guru, itu
lah akhir dari ilmu ini. Untuk bisa akal menerima apa yang kamu alami,
itulah memerlukan waktu, memerlukan kesabaran, diperlukan mujahadah
untuk melawan diri sendiri”
“Proses ini kemudian di uraikan menjadi 3 tahapan yaitu : Takhalli, Tahali, Tajaalli. Ingat tentang biji papaya, di tanam, di rawat akhirya akan terukir abadi nama-Nya dalam qalbu mu”. Kata Guru…
“Semua
ada disana” yang di ucapkan Guru Sufi mempunyai makna yang mendalam.
Kalau seluruh rahasia pepaya ada di dalam biji, “disana” seperti yang
ditunjuk Guru, lalu dimana “semua ada disana”, letak rahasia Tuhan?.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar